Berdiri di atas lereng terjal menghadap sungai yang deras, Nanang Sukmana memandangi sisa-sisa desanya yang dilanda gempa. Pemandangan itu membuat guru sekolah berusia 52 tahun itu merasa kagum sekaligus tidak percaya.

Lebih dari 100 keluarga dulunya menyebut Desa Cijedil sebagai rumah mereka, namun hal itu berubah pada 21 November tahun lalu ketika gempa berkekuatan 5,6 skala Richter melanda Kabupaten Cianjur. Getaran tersebut mengguncang tanah begitu keras hingga memicu tanah longsor besar, mengubur tempat yang selama ini Sukmana kenali seumur hidupnya, di bawah berton-ton tanah dan puing-puing.

“Di sinilah rumahku dulu. Sekarang tidak ada lagi yang tersisa,” katanya sambil menunjuk sebidang tanah kosong yang hampir tidak ada bekas rumahnya yang berlantai dua.

Guru SD, Nanang Sukmana melintasi jembatan darurat di Desa Cijedil, Cianjur, Indonesia dalam perjalanan menuju tempat kerja. Jembatan aslinya hancur akibat gempa berkekuatan 5,6 skala richter yang melanda kabupaten tersebut pada 21 November 2022 hingga memotong … lihat lebih lanjut
Yang tersisa dari rumahnya hanyalah bagian dinding luar yang menonjol keluar dari tanah. Catnya yang berwarna biru neon sudah memudar dan tercoreng lumpur, namun hal itu cukup meyakinkan Sukmana bahwa rumahnya pernah berdiri di sana.

Sisa bangunan, beserta hampir semua harta benda yang dimilikinya, terkubur di bawah tanah, begitu pula puluhan rumah lainnya di Cijedil.

“Alhamdulillah semua orang di rumah saya berhasil keluar tepat waktu,” kata Sukmana sambil melirik ke jurang di bawah tempat berhentinya longsor. Yang lain tidak seberuntung itu, katanya. Empat puluh lima orang tewas di desanya saja, termasuk lima orang yang jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Para pekerja mencoba membersihkan lumpur dan puing-puing yang menutupi jalan di desa Cijedil, Cianjur, Indonesia, tiga bulan setelah gempa berkekuatan 5,6 skala Richter melanda kabupaten tersebut pada tanggal 21 November 2022. Gempa tersebut memicu tanah longsor besar di Cijedil, menewaskan … lihat lebih banyak
Cijedil termasuk di antara puluhan desa di Cianjur yang terkena dampak gempa.

Secara total, 603 orang tewas dalam gempa yang juga merusak lebih dari 53.000 rumah, sekolah, kantor dan tempat ibadah, menurut data dari Kantor Mitigasi Bencana kabupaten tersebut. Jumlah ini mencakup 12.000 rumah yang rata dengan tanah atau rusak parah sehingga dianggap aman untuk ditinggali.

Gempa bumi biasa terjadi di Indonesia, negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik. Namun, jarang terjadi gempa berkekuatan kurang dari enam – yang menurut para ilmuwan tergolong “sedang” – memiliki dampak yang begitu dahsyat.

 

By adminPK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *