Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku gempa tersebut juga mengejutkan pejabat pemerintah dan pengambil kebijakan.

“Selama ini kami memfokuskan upaya mitigasi bencana di Gunung Gede (gunung berapi di utara Cianjur) dan Cianjur Selatan yang rawan tsunami. Tapi Tuhan berkehendak lain. (Gempa) muncul di Garis Sesar Cugenang yang menurut ilmuwan merupakan penemuan baru,” kata Bupati kepada CNA.

Hal ini berarti pembangunan infrastruktur tahan gempa menjadi sebuah hal yang tidak dipikirkan oleh semua orang di Cianjur, termasuk para pembuat kebijakan. Sebab, gempa tidak hanya meluluhlantahkan rumah warga, namun juga menghancurkan jembatan dan merusak kantor-kantor pemerintahan.

Seorang pria berjalan melewati rumah dua lantai yang hancur akibat gempa berkekuatan 5,6 skala Richter yang melanda Cianjur, Indonesia pada 21 November 2022.
Ridwan Kamil, Gubernur Provinsi Jawa Barat, tempat Cianjur berada, mengatakan gempa bumi yang terjadi pada bulan November merupakan sebuah peringatan.

“Kehancuran yang sangat besar membuat orang menyadari bahwa kita tidak dapat membangun suatu struktur tanpa ilmu pengetahuan. (Strukturnya) harus benar-benar tahan gempa,” katanya

Gubernur mengatakan bahwa Pemkab akan memperketat peraturan bangunan untuk memastikan bahwa setiap bangunan di Cianjur dibangun tahan gempa serta memberikan stimulus tunai kepada warga yang terkena dampak dan memberikan insentif kepada mereka untuk membangun kembali rumah mereka menggunakan bahan dan desain tahan gempa.

Warga yang terkena dampak gempa bumi 21 November 2022 di Cianjur, Indonesia mengantri di dalam bank lokal untuk mengklaim insentif tunai guna membangun kembali rumah mereka yang rusak. Salah satu syarat untuk mendapatkan insentif adalah warga harus membangun kembali … lihat lebih lanjut
Bupati Cianjur, Suherman mengatakan, pemerintah juga sedang menyusun kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan risiko gempa susulan.

“Dengan terbuktinya Cianjur rawan gempa, kita harus melakukan kampanye edukasi secara masif kepada orang dewasa bahkan anak-anak. Rencananya, sekolah akan mengajarkan kepada siswa apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa di Cianjur, sehingga masyarakat Cianjur siap ketika terjadi bencana,” ujarnya.

PERENCANAAN SPASIAL DALAM TINJAUAN
Budi Rahayu Toyib, asisten sekretaris pemerintah Cianjur mengatakan pemerintah kabupaten berencana melarang pembangunan rumah dan bangunan lain di dekat garis patahan yang baru ditemukan.

“Kami merevisi undang-undang tata ruang dan menjadikan kawasan yang berada di garis patahan menjadi zona merah, artinya tidak boleh ada aktivitas manusia di sana. Orang-orang yang sekarang tinggal di sana akan direlokasi,” kata pejabat senior Cianjur kepada CNA, seraya menambahkan bahwa pemerintah saat ini sedang membangun rumah permanen di wilayah lain di kabupaten tersebut untuk rencana relokasi.

By adminPK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *