YILAN, Taiwan: Topan Mawar menghantam pantai timur Taiwan dengan angin, hujan, dan gelombang besar pada Selasa (30 Mei), tetapi sebagian besar mengitari pulau itu setelah memberikan pukulan sekilas ke Filipina utara. Badai itu bergerak perlahan menuju Jepang selatan.
Dengan ombak menerjang garis pantai, penduduk kota nelayan Yilan di Taiwan mengamankan perahu dan rumah dari kondisi badai.
Meskipun topan yang bergerak lambat telah kehilangan sebagian keganasannya sejak menghantam Guam pekan lalu, peramal cuaca di Filipina mengatakan Mawar tetap berbahaya dengan kecepatan angin maksimum 155 km/jam dan hembusan hingga 190 km/jam.
“Saya di atap, tapi saya tidak tertiup angin,” kata Juliet Cataluna, seorang pejabat provinsi Batanes di kota pesisir Ivana kepada The Associated Press melalui ponsel. “Saya berharap kita benar-benar terhindar dari kerusakan, penghidupan kita, hasil pertanian kita dan rumah kita.”
Setelah melihat ramalan sebelumnya bahwa Mawar akan lebih kuat, warga kota di Ivana memasang karung pasir di atas atap seng mereka dan menutup jendela kaca dengan papan kayu. Cataluna menambahkan bahwa dia membungkus alpukatnya dengan kain karung agar tidak tertiup angin dari pohon.
Para pemimpin kota menggunakan sepeda motor untuk menyampaikan pembaruan topan secara terus-menerus dan untungnya hanya hujan ringan dan angin kencang yang sesekali melanda Ivana, katanya.
Topan Mawar menghantam Taiwan Nelayan mengencangkan perahu saat Topan Mawar mendekat ke Taiwan di Kabupaten Yilan, pantai timur Taiwan, 30 Mei 2023. (Foto: AP/Chiang Ying-ying)
Topan itu berada di lepas pantai sekitar 350 km sebelah timur ibu kota Batanes, Basco, dan diproyeksikan akan bergeser ke timur laut pada hari Rabu menuju Jepang selatan. Angin kencang masih diperkirakan terjadi di Taiwan, dan pihak berwenang di Filipina memperingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan risiko dari gelombang pasang yang berbahaya, banjir bandang, tanah longsor, dan hujan monsun yang ditingkatkan topan tetap ada sampai Mawar dengan aman tertiup angin.